Penjelasan Al-Latif (Asmaul Husna)

Pengertian

Menurut bahasa pengertian Al – Latif adalah meliputi, sedang pengertian menurut istilah adalah Yang Maha Halus.
Al-qur'an memberitahukan kepada kita deretan ayat tentang yang Maha Halus :
Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui (al-Hajj:63)
"Hai anakku, sesungguhnya jika ada  seberat  biji  sawi,  dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan  mendatangkannya  .  Sesungguhnya Allah Maha Halus  lagi Maha Mengetahui. (lukman:16)
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui ; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui ? (al-mulk:14)

Dari ketiga ayat diatas jelas menunjukkan rangkaian "latiifun khobir" atau Maha Halus dan Maha Mengetahui yang menanyakan keniscayaan dalam dimensi manusia, namun sesungguhnya Alah maha mengetahui yang tiada berasa oleh manusia. Pertanyaan "Apakah kamu tiada melihat" atau pertanyaan "biji sawi yang tersembunyi dalam batu baik dilangit atau di bumi" atau pertanyaan "pencipta tapi tidak tahu". Ketiga pertanyaa diatas merupakan sindiran bagi manusia yang memiliki keterbatasan namun selalu menjawab sesuatu seolah lebih tahu dari yang maha tahu.

Indikator / Makna Dari Asmaul Husna “Al-Latif”.
Sindiran dalam pertanyaan pertama merupakan sesuatu yang general tentang hujan, namun banyak yang menyangkal dengan mengatakan bahwa itu adalah proses alamiah semata sebagaimana teori kondensasi. Peranan Allah dalam menentukan hujan sering terlupakan, sehingga ketika hujan turun bukan bersukur, namun lebih kepada hal yang seharusnya memang terjadi atau memang musim hujan.
Sindiran dalam pertanyaan kedua adalah memang sesuatu yang tersembunyi yang tidak dapat dijangkau manusia, baik sesuatu bentuk nyata atau tidak, namun kebanyakan manusia selalu mengesampingkan peranan Allah dalam kejadian tersebut. Sedikit sekali peranan Allah merupakan efek dominan dari ilmu pengetahuan, berita atau kejadian. Sindiran tersebut merupakan sindiran sangat halus bahkan diibaratkan ketika berbakti kepada orang tua dan harus memilih untuk mempersekutukan Allah, maka pilihan seharusnya tetap pada Tauhid
Dan jika keduanya memaksamu untuk  mempersekutukan  dengan  Aku  sesuatu yang  tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan  baik,  dan  ikutilah jalan   orang   yang  kembali  kepada-Ku,  kemudian  hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (lukman:15)
Sindiran ketiga merupakan pertanyaan umum, ketika suatu ciptaan terbentuk, maka Allah maha Tahu tentang mengapa ciptaan itu terbentuk. Selain karena memang merupakan hukum alam (pengetahuan), maka peranan Allah sangatlah besar dalam memunculkan suatu peristiwa atau kejadian. Kebanyakan manusia memang tidak memikirkan hal ini sebagai sindiran yang sangat halus.
...sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (yunus:92)
Sindiran Allah-pun secara halus bisa juga mengenai diri kita, yang artinya kita harus lebih dekat kepada Allah ketika di sindir. Hal yang berbahaya ketika sindiran itu tidak terasa sama sekali karena pekatnya hati diliputi kesombongan karena merasa paling benar.
Dunia lain kadang menerjemahkan maha halus ini sebagai sosok peri, wanita yang memiliki perasaan sangat halus. Dalam Islam, maha halus ini lebih dari itu, sehingga maha halus selalu diikuti dengan maha mengetahui (latiifun khobir)

Perbuatan Allah Yang Dapat dikategorikan dalam Asmaul Husna Al-Latif
Dia lah yang meniupkan angin   pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya ; dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri   yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil pelajaran ; maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (al:furqoon:48-50)
Dari surat di atas contoh perbuatan Allah yang dapat di kategorikan dalam asmaul husna al latif yaitu:
Allah menurunkan hujan sebagai rahmat manusia di bumi dan sebagai wujud Allah bersifat Al-Latif

Contoh – Contoh Perbuatan Kita Yang Mencerminkan Asmaul Husna Al-latif

Saling menasehati dan saling mengingatkan dengan kata-kata halus dan tindakan yang tidak menyaiti hati.
Cinta perdamaian, tidak suka perang.
Mengamalkan ajaran islam yang halus dan lembut.
Cara Mewujudkannya

Selalu Tawakal kepada Allah
Selalu sadar dan mensyukuri atas segala sesuatu yang di berikan oleh Allah walau tanpa kita sadari.
Memegang teguh syariat agama yang mencerminkan orang-orang berjiwa ulama.

0 Komentar:

Komen disini ya :)