Gempa Bumi

Tugas Geografi
“GEMPA BUMI”
 Episentrum ((Epicenter ( bahasa Inggris ))

Episenter (bahasa Inggris:Epicenter) adalah titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas atau di bawah kejadian lokal yang memengaruhi permukaan bumi.
Dia terletak di atas dimana gempa terjadi. Dia berlawanan dengan hiposenter, lokasi sebenarnya gempa yang terjadi di dalam bumi.
Dia terletak tepat di bawah titik peledakan udara senjata nuklir dan tepat di atas titik peledakan bawah tanah.
Istilah ini juga dapat digunakan untuk bencana lainnya seperti tabrakan meteor atau dengan benda astronomik lainnya.

Ø  Hiposentrum
Pusat gempa disebut juga dengan istilah hiposenter (bahasa Inggris: hypocenter) yang berasal dari bahasa Yunani υπόκεντρον yang berarti "di bawah pusat", adalah titik di dalam bumi yang menjadi pusat gempa bumi. Titik di permukaan bumi tepat di atas hiposenter disebut dengan episenter.Hiposentrum adalah sumber gempa di kedalaman
Lokasi pusat gempa ditentukan berdasarkan pengukuran gelombang seismik.
Ø  Homoseista yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang dilalui gempa pada waktu yang sama

Ø   Isoseista yaitu garis dipermukaan bumi yang menghubungkan tempat-tempat dengan intensitas gempa yang sama

Ø  Pleistoseista : garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa


.

Gempa berdasarkan peristiwanya
1) Gempa laut       : gempa yang terjadi apabila episentrumnya di dalam laut.
2) Gempa daratan : adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di darat

Gempa Berdasarkan bentuk episentrumnya
1) Gempa linier     : gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linier).
  Pada umumnya gempa tektonik merupakan jenis gempa
  linier.
2) Gempa sentral : episentrum gempanya berupa titik. Gempa vulkanik dan
                               gempa runtuhan termasuk episentrum titik.
Berdasarkan letak hiposentrumnya
1) Gempa dalam             : letak hiposentrumnya antara 300 - 700 km
2) Gempa intermidier     : jika letak hiposentrumnya 100 - 300 km
3) Gempa dangkal : jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km
 Berdasarkan Peristiwanya .

Bagaimana terjadinya?
Pada umumnya, gempa bumi disebabkan oleh pergeseran/penyesaran di dalam kerak bumi. Bumi terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda sifat-sifatnya. Bagian inti bumi mengeluarkan panas secara terus-menerus. Panas bumi ini menimbulkan energi yang dapat mengakibatkan gerakan pada lapisan bumi.
Gempa bumi terjadi akibat adanya pelepasan energi yang mendadak pada pusat gempa. Pusat-pusat gempa berada di pertemuan lempeng tektonik dan jalur sesar/jalur patahan. Di mana pertemuan lempeng tektonik? Di dunia dikenal adanya cincin api (ring of fire), sedangkan di Indonesia adalah pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia serta lempeng Pasifik.

Bagaimana dengan kegempaan di Aceh?
Aktivitas kegempaan di Nanggroe Aceh Darussalam bukanlah suatu hal yang luar biasa karena wilayah ini memang berada di jalur gempa. Berdasarkan sejarah kegempaan selama 30 tahun terkahir, telah terjadi 100 kali gempa berskala 5 Skala Richter atau lebih. Pusat gempa terbanyak di sepanjang laut sebelah timur Aceh, 15 kali gempa lebih besar dari 7 skala Richter di laut, dan enam kali di daratan sepanjang patahan Sumatera yang melintasi Aceh. Keseluruhan gempa tersebut dengan ciri kedalaman yang dangkal. Gempa berskala menengah terjadi 27 kali berpusat di sepanjang laut sebelah timur Aceh dan 25 kali di daratan. Sebagian besar gempa-gempa tersebut berkedudukan di laut sekitar Pulau Simeulue dan Bukit Barisan berarah baratdaya-timurlaut dan menerus sampai ke lautan di Andaman dan Birma. Gempa 26 Desember 2004 berskala 9.0 SR dengan pusat gempa berada pada 225 km di selatan Kota Banda Aceh pada kedalaman 9-10 km adalah gempa terbesar yang pernah terjadi di daerah ini.
Mengapa menimbulkan tsunami?
Tsunami merupakan proses akibat terjadinya gempa pada kedalaman fokus yang dangkal, dimana sebagian besar energi terlepas ke kolom air laut di atasnya. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 km/jam. Pada saat mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas, menghempas ke daratan, dan menghancurkan apapun di belakang pantai. Tsunami yang dipicu oleh gempabumi 26 Desember tersebut menghantam hampir seluruh pesisir Provinsi NAD dengan kerusakan terparah melanda Banda Aceh hingga pantai barat Sumatera Utara. Terjangan gelombang menunjukkan arah relatif tegak lurus garis pantai. Pola kerusakan Bagaimana dengan kegempaan di Aceh?
Aktivitas kegempaan di Nanggroe Aceh Darussalam bukanlah suatu hal yang luar biasa karena wilayah ini memang berada di jalur gempa. Berdasarkan sejarah kegempaan selama 30 tahun terkahir, telah terjadi 100 kali gempa berskala 5 Skala Richter atau lebih. Pusat gempa terbanyak di sepanjang laut sebelah timur Aceh, 15 kali gempa lebih besar dari 7 skala Richter di laut, dan enam kali di daratan sepanjang patahan Sumatera yang melintasi Aceh. Keseluruhan gempa tersebut dengan ciri kedalaman yang dangkal. Gempa berskala menengah terjadi 27 kali berpusat di sepanjang laut sebelah timur Aceh dan 25 kali di daratan. Sebagian besar gempa-gempa tersebut berkedudukan di laut sekitar Pulau Simeulue dan Bukit Barisan berarah baratdaya-timurlaut dan menerus sampai ke lautan di Andaman dan Birma. Gempa 26 Desember 2004 berskala 9.0 SR dengan pusat gempa berada pada 225 km di selatan Kota Banda Aceh pada kedalaman 9-10 km adalah gempa terbesar yang pernah terjadi di daerah ini.
Mengapa menimbulkan tsunami?
Tsunami merupakan proses akibat terjadinya gempa pada kedalaman fokus yang dangkal, dimana sebagian besar energi terlepas ke kolom air laut di atasnya. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 km/jam. Pada saat mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas, menghempas ke daratan, dan menghancurkan apapun di belakang pantai. Tsunami yang dipicu oleh gempabumi 26 Desember tersebut menghantam hampir seluruh pesisir Provinsi NAD dengan kerusakan terparah melanda Banda Aceh hingga pantai barat Sumatera Utara. Terjangan gelombang menunjukkan arah relatif tegak lurus garis pantai. Pola kerusakan sejajar garis pantai dengan gradasi kerusakan melemah tegak lurus menjauhi pantai. Tingkat kerusakan pada kawasan perkotaan dan/atau pedesaan dibedakan menjadi hancur total, rusak berat, sedang, dan ringan.
Berdasarkan se
jarah kegempaan, kemungkinan terjadinya tsunami di Aceh sangatlah besar. Pada bagian lain, gempa yang terjadi di sepanjang Bukit Barisan dapat menimbulkan bencana alam longsor dan hentakan (vibrasi) yang kuat

0 Komentar:

Komen disini ya :)