Mikro dan Makro Ekonomi

Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro ekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.
Analisis-analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnyaaa. Dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Atas dasar corak analisis yang berbeda ini ahli-ahli ekonomi membedakan teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi kepada teori mikro dan makro.
Di samping perbedaan di atas, yang lebih penting lagi, mikroekonomi dan makroekonomi berbeda dalam ruang lingkup dan titik berat (fokus) analisisnya. Mikroekonomi lebih menitikberatkan  kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk:
i.    Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (resourcer)
ii.   Mencapai kepuasan yang maksimum
Sedangkan analisis-analisis dalam makroekonomi  menerangkan tentang:
i.    Bagaimana segi permintaan dan penawaran  menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian
ii.   Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian
iii. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi
Anda yang telah pernah mempelajari teori mikroekonomi, tentu telah menyadari bahwa masalah memilih tersebut dianaalisis dalam teori mikroekonomi dengan mengemukakan tiga pertanyaan:
i.    Apakah jenis-jenis barang dan jas a yang harus diproduksikan?
ii.   Bagaimanakah caranya  memproduksikan berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut?
iii. Untuk siapakah berbagai barang dan jasa tersebut diproduksikan.

Menentukan Jenis Barang yang Perlu Diproduksi

Pertanyaan pertama, yaitu apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksikan, merupakan persoalan yang akan menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dijalankan dalam perekonomian. Dengan perkat aan lain,  pilihan-pilihan para konsumen (pembeli) merupakan faktor penting dalam menentukan jenis-jenis kegiatan  memproduksi yang harus dijalankan. Analisis mengenai interaksi di antara produsen dan konsumen (penjual dan pembeli) diterangkan dalam teori permintaan dan penawaran. Dan teori perilaku konsumen menerangkan dengan lebih terinci sikap para pembeli dalam memilih barang dan jasa yang akan dibelinya.

Menentukan Cara Memproduksi yang Paling Efisien

Untuk mewujudkan barang dan jasa yang diperlukan faktor-faktor produksi yang sering dinamakan juga sebagai sumber-sumber daya atau resources. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam setiap perekonomian terbatas jumlahnya dan memerlukan biaya atau pengorbanan untuk memperolehnya. Oleh sebab itu para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat mencapai efisiensi yang tinggi dalam menggunakan faktor-faktor produksi.
Dengan perkataan lain, sebelum menjalankan kegiatan memproduksinya, setiap pengusaha harus menyelesaikan persoalan kedua yang dinyatakan sebelum ini, yaitu: Bagaimanakah caranya memproduksikan barang yang akan  dijualnya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen? Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi yang menerangkan  tentang teori produksi (fungsi produksi), biya produksi dan struktur pasar (dan penentuan harga dan jumlah produksi di berbagai pasar) bertujuan untuk menerangkan bagaimana seorang produsen memecahkan persoalan tersebut.

Untuk Siapa Barang Akan Diproduksi?

Setelah mengetahui jenis-jenis faktor produksi yang dibutuhkannya untuk melakukan kegiatan memproduksi, produsen akan pergi ke pasar faktor untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang diperlukannya. Sifat interaksi di antara para pengusaha (pembeli faktor produksi) dan rumah tangga (pemilik faktor produksi ) dalam pasaran faktor diterangkan dalam teori distribusi. Teori ini menerangkan tentang (i) sifat umum dari interaksi di antara pengguna dan penjual faktor produksi di pasaran faktor, dan (ii) caranya berbagai pendapatan faktor produksi (upah, sewa, bunga dan keuntungan) ditentukan di pasar.

Perkembangan Teori Makro ekonomi

Dalam tahun 1929-32 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan  ekonomi di Amerika Serikat. Periode itu dinamakan the Great Depression. Pada puncak kemerosotan ekonomi itu, sepere mpat dari tenaga kerja di Amerika Serikat menganggur dan pendapatan nasionalnya (ukuran dari tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sesuatu negara) mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi yang serius itu meluas ke seluruh dunia – ke negara-negara industri lain maupun ke negara-negara miskin.
Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli  ekonomi bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan tingkat  penggunaan tenaga kerja penuh. Dan teori-teori ekonomi sebelumnya juga tidak dapat menerangkan mengapa peristiwa kemunduran ekonomi yang serius tersebut dapat terjadi. Ketidakmampuan tersebut mendorong seorang ahli ekonomi Inggris yang terkemuka pada masa tersebut yaitu John Maynard Keynes, mengemukakan pandangan dan menulis buku yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul : The General Theory of Employment, Interest and Money dan diterbitkan pada tahun 1936.

Pandangan Umum Teori Keynes

Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan  kepada dua aspek. Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik kek atas pandangan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan sesuatu perekonomian. Kritik-kritik tersebut menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan yang menjadi landasan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik bahwa penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.
Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan prestasi kegiatan ekonomi sesuatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sesuatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

0 Komentar:

Komen disini ya :)