TRANSISI DAN BONUS DEMOGRAFI SERTA KAITANNYA DENGAN WINDOW OF OPPORTUNITY : POTENSI UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA



TRANSISI DAN BONUS DEMOGRAFI SERTA KAITANNYA DENGAN WINDOW OF OPPORTUNITY : POTENSI UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA







Oleh:
Ahmad Syauqi Muttaqi                                              (041411131133)
Rio Romansyah                                                        (041411131095)



Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
Surabaya
2016


PENDAHULUAN
            Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang besar. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.
            Disbanding dengan Negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam jumlah penduduk setelah cinadan india. Indonesia merupakan degara yang sedang membangun perekonomian dengan mempunyai masalah kepundudukan yang sangat serius disertai dengan, yaitu jumlah penduduk yang sangat besar dan tingkat penrtumbuhan penduduk yang relative tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, teapi juga akan menjadi beban dalam pembangunan.
            Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan denagan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografiseperti fertilitas, mortalitas, mobilitas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk membangun kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat padasasaran.



TINJAUAN PUSTAKA
Transisi dan Bonus Demografi
            Transisi demografi merupakan proses perubahan yang dialami oleh populasi, yang meliputi perubahan dari tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi ke tingkat kelahiran dan kematian yang rendah (Haupt, Kane, & Haub, 2011). Ketika sebuah negara mengalami perubahan pada proporsi usia penduduk di mana rasio penduduk muda dan tua tidak mengalami kenaikan yang signifikan maka akan menimbulkan rasio dependensi yang sangat rendah, yang disebut bonus demografi. Periode selama terjadi transisi yang menyebabkan rasio dependensi turun disebut dengan jendela peluang.
Bonus Demografi dan Pembangunan Ekonomi
            Dalam laporan yang dipublikasi oleh RAND yang berjudul “The Demographic Dividend: A New Perspective on the Economic Consequences of Population Change”, Bloom, Canning, & Sevilla (2003) menjelaskan beberapa hal fundamental dalam hubungan antara bonus demografi dan konsekuensinya terhadap perekonomian. Dalam laporan tersebut hubungan antara bonus demografi dengan perekonomian dapat didasarkan pada beberapa channel, yaitu (1) tingkat penawaran tenaga kerja; (2) tabungan; dan (3) modal manusia.
            Lebih lanjut, dalam laporan yang sama, dijelaskan penting untuk memperhatikan kebijakan yang diterapkan untuk mengawal bonus demografi. Kebijakan yang harus diperhatikan meliputi aspek (1) kesehatan; (2) kesejahteraan di tingkat keluarga; (3) tenaga kerja, pasar finansial, dan modal manusia; serta (4) perencanaan di bidang populasi untuk masa depan.



PEMBAHASAN
Proses Transisi demografi di Indonesia
Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050 Sumber : World Population Prospect, Economic and Social Affairs, UN Garis yang berwarna biru itu menggambarkan angka kelahiran. Garis yang berwarna merah itu menunjukkan angka kematian. Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.

a. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi.

b. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun

c. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.

d. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan.

Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.

Dampak Terhadap Perekonomian: Studi pada Segmen Kelas Konsumsi
            Jati (2015) berpendapat bahwa Indonesia masih belum dapat memanfaatkan bonus demografi dengan baik karena beberapa aspek, salah satunya berkaitan dengan pertumbuhan di segmen kelas konsumsi. Bonus demografi sejatinya identik dengan kemandirian, tetapi dalam kasus Indonesia bonus demografi justru menimbulkan pertumbuhan di kelas konsumsi yang kurang produktif.
            Faktor pendorong dari fenomena ini antara lain: (1) masih minimnya investasi dalam sumber daya manusia; (2) perilaku konsumtif di masyarakat usia produktif; (3) lingkungan kebijakan yang masih pro-konsumsi ketimbang pro-investasi; dan (4) ketidakpastian infrastruktur dan hukum yang kurang memadai.



KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, kesmipulan yang dapat diambil antara lain:
  • Transisi demografi di Indonesia telah berlangsung sejak 1950 yang ditandai dengan tren penurunan pada rasio dependensi, yang pada akhirnya menimbulkan bonus demografi
  • Jendela peluang dari bonus demografi diprediksi akan berakhir pada 2045-2050
  • Faktor utama penyebab transisi demografi tersebut antara lain kesuksesan program KB dan pertumbuhan masyarakat usia produktif yang mencapai dua kali lipat

·         Dengan pendekatan sisi konsumsi, bonus demografi masih belum dapat dimanfaatkan dengan baik, yaitu dengan melihat fenomena yang terjadi peningkatan pendapatan tidak menuju ke arah investasi, tapi justru banyak mengarah ke sisi konsumsi

JANGAN LUPA TULIS SUMBER KALO MENGCOPY

0 Komentar:

Komen disini ya :)